Dari Abu Huraira r.a. bahwa Rasulullah Saw. Bersabda, “Seorang mukmin jika berbuat satu dosa, maka timbul satu noktah hitam di hatinya. Jika dia bertobat dan beristigfar, hatinya akan kembali putih bersih. Jika ditambah dengan dosa yang lain, noktah itu bertambah hingga menutupi hatinya.
Itulah ar-ran (karat) yang disebut-sebut allah dalam ayat, “sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang mereka usahakan itu menutup hati mereka (Al-Muthaffiffin: 14).” (HR. Ibnu Majah)
Perlu kita renungkan pendapat Ibnu Qayyim Al-Jauziah tentang bahaya berbuat maksiat.
1. Maksiat Menghalangi Ilmu pengetahuan
Ilmu adalah cahaya yang dipancarkan ke dalam hati. Namun, kemaksiatan dalam hati dapat menghalangi dan memadamkan cahaya tersebut. Ketika imam Malik melihat kecerdasan dan daya hafal imam syafi’i yang luar biasa, beliau (Imam Malik) berkata, “aku melihat Allah telah menyiratkan dan memberikan cahaya di hatimu, wahai anakku. Janganlah engkau padamkan cahaya itu dengan maksiat.
2. Maksiat Menghalangi Rezeki
Jika ketakwaan adalah penyebab datangnya rezeki, maka meninggalkan ketakwaan berarti menimbulkan kefakiran.
“seorang hamba dicegah dari rezeki akibat dosa yang diperbuatnya”
(HR. Ahmad)
Kita harus yakin bahwa takwa adalah penyebab yang akan mendatangkan rezeki dan memudahkannya, sebagaiman firman Allah dalam surat Ath-Thalaq ayat 2 dan hadits riwayat Ahmad di atas. Dan tidaklah mudah mendapatkan rezeki Allah, kecuali kita tinggalkan kemaksiatan dan janganlah kita penuhi jiwa kita tumbuh dengan hal-hal yang maksiat.
3. Maksiat Menimbulkan jarak dengan Allah Swt.
Diriwayatkan, ada seorang laki-laki yang mengeluh kepada seorang arif tentang kesunyian jiwanya. Sang arif berpesan, “ jika kegersangan hatimu akibat dosa-dosa, maka tinggalkanlah (perbuatan dosa itu). Dalam hati kita, tak ada perkara yang lebih pahit daripada kegersangan dosa dia atas dosa.”
4. Maksiat menjauhkan pelakunya dari orang baik.
Maksiat menjauhkan pelakunya dari orang lain, terutama dari golongan yang baik. Semakin berat tekanannya, maka semakin jauh pula jaraknya hingga berbagai manfaat dari orang baik terhalangi. Kesunyian dan kegersangan ini semakin kuat hingga pberpengaruh pada hubungan dengan keluarga, anak-anak dan hati nuraninya sendiri. Seorang salaf berkata, “Sesungguhnya aku bermaksiat kepada Allah, maka aku lihat pengaruhnya pada perilaku binatang (kendaraan) dan istriku.”
dulu saya pernah maksiat shg alloh mengazab saya. tp anehnya saat saya sdh tobat saya msh kena azab juga. saya tdk akan menentang alloh lagi. saya akan berusaha taat kpda alloh, krna azab alloh sangat sadis, mengerikan, biadab, tdk manusiawi. alloh spt tdk pkai otak, tdk punya belas kasihan kpda saya.. saya sangat menderita puluhan thn tp alloh tdk peduli.. saya lama lama benci kpda alloh.
ReplyDelete